Pada mulanya, diwaktu masih dalam kandungan, sel-sel germinal primordial tampak pada tingkat perkembangan yang dini di antara sel endoderm di dinding
kantung kuning telur di dekat allantois. Kemudian pada
minggu ke-3 masa janin, mereka akan bermigrasi ke rigi urogenital yang saat itu
tumbuh di daerah lumbal. Semenjak dari dalam kandungan sampai masa pubertas
nanti, sel-sel germinal primordial ini akan mengalami fase istirahat, sampai
suatu saat ketika lumen tubulus seminiferus telah sempurna dibentuk pada
pubertas, mereka akan berdiferensiasi menjadi spermatogonia. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa, spermatogonia itu berasal dari sel-sel germinal primordial
tersebut.
Spermatogonia tipe A adalah
spermatogonia awal yang dibentuk. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, saat
ini diketahui bahwa spermatogonia tipe A ini akan mengalami serangkaian fase
pembelahan secara mitosis, dan akhirnya membentuk spermatogonia tipe B.
Spermatogonia tipe B ini kemudian yang akan bergerak ke lumen, termodifikasi
dan membesar membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer nantinya akan
semakin ke arah lumen sambil membelah secara miosis menjadi spermatosit
sekunder. Pada fase miosis pertama ini (atau miosis I), proses yang berlangsung
cukup lama adalah pada tahap profase I, yakni sekitar 22 hari. Sedangkan proses
selanjutnya yakni metafase, anafase dan telofase berlangsung dengan cepat.
Setelah terbentuk spermatosit
sekunder, alamiahnya ia akan langsung membelah kembali secara miosis (atau
miosis II) menjadi spermatid. (Inilah mengapa secara histologis sel spermatosit
sekunder jarang ditemukan dalam preparat histologi). Spermatid yang dihasilkan
sekarang telah haploid, atau memiliki setengah dari kromosom induknya
(spermatosit primer).
Langkah selanjutnya adalah tahap
dimana spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa. Proses ini secara keseluruhan
dikenal dengan spermiogenesis. Spermiogenesis terdiri dari empat
tahapan:
- Pembentukan akrosom, yaitu pelindung kepala
sperma yang menutupi separoh permukaan nukleus sperma dan berisi
enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus lapisan-lapisan sel telur pada
saat fertilisasi. (contohnya, enzim hyaluronidase dan proteolitik).
- pemadatan inti/kondensasi nukleus.
- pembentukan leher, badan tengah dan ekor dari
sperma
- penglepasan sitoplasma yang tersisa menjadi bahan
residu yang kemudian difagosit oleh sel sertoli.
Hasil akhir dari spermatogensis adalah spermatozoa yang haploid (n), dimana 1 spermatosit primer menghasilkan 4 spermatozoa. Proses ini berlangsung di dalam testis lebih kurang selama 64 hari, dimana sebenarnya spermatozoa yang terbentuk adalah sekitar 300 juta sel spermatoza.
Proses diatas sesungguhnya didukung oleh peranan sel-sel lain yang ada di dalam testis. Sel sertoli berguna untuk men-support dan melindungi sel benih, menutrisinya dan berperan dalam pelepasan sel sperma yang telah matur. Sedangkan sel leydig menghasilkan testosteron yang berfungsi bersama-sama dengan sel sertoli untuk menjadi pemicu awal proses spermatogenesis.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2012.http://sandurezu.wordpress.com/2010/06/07/spermatogenesis/Diakses
tgl 19 Maret 2012.
Antoni,2008.http://sandurezu.wordpress.com/2010/06/07/spermatogenesis/Diakses tgl 19 Maret 2012.
Indiantoro, 2002 . Indriantoro, 2002. SPERMATOZOA. Edisi Pertama,
Yogyakarta; BPFE UGM
Salisbury. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi. Gadjah Mada Univercity. Yogyakarta.
Toelihere. 1977. Fisiologi Reproduksi pada Ternak.
Penerbit Angkasa. Bandung.
Yatim,
Wildan. 1994. Reproduksi dan Embryologi. Bandung : Tarsito
Comments
Post a Comment