"SUSU PASTEURISASI"
A.
PASTEURISASI
Proses pasteurisasi pertama kali
diuji cobakan oleh Louis Pasteur dan rekan kerjanya Claude Bernard pada 20
April 1862 atau pada saat Louis Pasteur berusia 40 tahun. Beberapa makanan dan
minuman seperti anggur, susu, bir, jus buah, sari buah apel, madu, minuman untuk penambah energi, telur, dan makanan
kaleng adalah produk-produk yang bisa dipasteurisasi.
Louis Pasteur sering dijuluki
sebagai bapak mikrobiologi modern. Berkat penemuannya, kita sekarang memahami
bahwa mikroorganisme seperti bakteri dapat menyebabkan penyakit. Pasteur
merupakan orang pertama yang mampu mendemonstrasikan proses pasteurisasi di
laboratorium dengan menunjukkan bukti yang tak terbantahkan.
Pasteur juga berhasil mengembangkan
teknik untuk melawan mikroba yang menyebabkan penyakit. Keberhasilan utama dan
pertama dia adalah menyelamatkan industri sutra Prancis dengan mengidentifikasi
penyebab matinya ulat sutera. Pasteur juga mengembangkan teknik untuk menjaga
agar ulat-ulat tersebut bebas dari penyakit. Diantara banyak penemuannya,
Pasteur paling dikenal karena sumbangannya dalam proses disinfektasi susu yang
dikenal sebagai Pasteurisasi.
Menurut
beberapa sumber ilmiah, pasteurisasi bisa didefinisikan
sebagai proses pemanasan makanan atau minuman dengan tujuan membunuh mikroba
yang merugikan seperti virus, protozoa dan bakteri. Jadi dalam makanan dan
minuman yang dipasteurisasi, beberapa mikroba yang menguntungkan untuk makhluk
hidup sebenarnya dibiarkan tetap hidup.
Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang diberikan pada
bahan baku dibawah titik didih. Teknik ini digunakan untuk mengawetkan bahan
pangan yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya susu. Pasteurisasi tidak
mematikan semua mikroorganisme tetapi yang hanya bersifat pathogen dan tidak
membentuk spora. Oleh sebab itu, proses ini sering diikuti dengan teknik lain
misalnya pendinginan atau pemberian gula dengan konsentrasi tinggi.
B. JENIS-JENIS PASTEURISASI
Dilihat dari ketinggian suhu pada proses pasteurisasi dilakukan, dikenal beberapa jenis
pasteurisasi, yaitu:
•
Pasteurisasi model HTST
HTST adalah singkatan dari High Temperature Short Time atau
proses pemanasan dengan suhu tinggi dalam waktu singkat. Pemanasan pada model
HTST ini dilakukan pada suhu 75 derajat Celsius selama 15 detik. Dalam proses
pasteurisasi model HTST ini menggunakan alat yang
disebut Heat Plate Exchanger atau semacam perubah suhu tinggi.
•
Pasteurisasi model UHT
UHT adalah singkatan dari Ultra
High Temperature atau proses pemanasan dengan suhu sangat tinggi
dalam lebih singkat lagi.Pemanasan model UHT ini dilakukan dalam suhu 130 derajat Celsius
selama hanya 0,5 detik saja. Pemanasan dilakukan dalam tekanan tinggi. Melalui
proses ini seluruh mikroba yang terdapat dalam makanan dan minum mati, sehingga
produk susu yang dipanaskan dengan UHT ini sering pula dikenal dengan nama susu
steril.
•
Pasteurisasi model LTLT
LTLT adalah singkatan dari Low Temperature Long Time atau
pemanasan dengan suhu rendah dalam waktu cukup pama. LTLT dilakukan pada suhu
rendah sekitar 60o derajat Celsius dalam waktu 30 menit.
Perbedaan tinggi rendahnya suhu dalam pasteurisasi tersebut
berbeda pula pada umur atau ketahanan makanan dan minum yang dipasteurisasi.
Susu yang menggunakan pasteuriasi HTST misalnya, bisa tahan selama 1 minggu
tanpa mengubah rasa. Sementara susu yang dipanaskan dengan sistem UHT bisa tahan sampai dengan 6 bulan.
C. TUJUAN PASTEURISASI
Tujuan dari pasteurisasi adalah
:
1. Untuk membunuh bakteri patogen,
yaitu bakteri yang berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit pada manusia.
Bakteri pada susu yang bersifat patogen misalnya Mycobacterium tuberculosis dan Coxiella
bunetti dan mengurangi populasi bakteri.
2. Untuk memperpanjang daya simpan
bahan atau produk
3. Dapat menimbulkan citarasa yang
lebih baik pada produk
4. Pada susu proses ini dapat
menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yaitu enzim yang membuat susu cepat
rusak.
Secara umum ada dua tujuan
pasteurisasi antara lain adalah mempertahankan daya tahan dan kualitas susu
dimana pasteurisasi dilakukan dengan memanaskan susu pada susu yang telah
ditentukan selama periode waktu tertentu. Biasanya susu dipanaskan pada suhu
sekitar 63-72oC selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh
bakteri pathogen. Pasteurisasi dapat menambah lama masa simpan susu. Hal ini
dikarenakan pasteurisasi mampu menghancurkan bakteri dan enzim yang bertanggung
jawab pada percepatan degradasi atau penurunan kualitas susu. Selain dapat
membuat susu bertahan lebih lama, pasteurisasi juga dilakukan untuk alasan
keamanan. Meskipun susu dapat diminum tanpa pasteurisasi, hal ini jauh lebih
tidak aman dibandingkan dengan susu yang telah dipasteurisasi.
D.
PROSES PENGOLAHAN SUSU SECARA
PASTEURISASI
1. Penerimaan
susu, pengambilan contoh susu dan uji kualitas susu
Susu
yang akan di proses menjadi susu pasteurisasi dan homogenisasi terlebih dahulu dilakukan
pengawasan mutu terhadap bahan baku yang bertujuan untuk menjaga agar susu yang
dihasilkan aman untuk di konsumsi dengan kualitas yang baik, pengawasan mutu
bahan baku dilakukan pada saat sus segar murni tiba di unit pengolahan,
hal tersebut dilakukan untuk memeriksa kondisisusu segar setelah mengalami
pengangkutan. Pengujian yang dilakukan pada pengawasan mutu adalah uji
organoleptik, uji alkohol 70 %, uji berat jenis dan ujikadar lemak. Pengujian kwalitas susu yang dilakukan di industri pengolahan
susuSurya Dairy farm adalah sebagai berikut :
a. Uji
Organileptik
Pengujian organoleptik
meliputi uji warna, rasa, bau dan kekentalan. Susuyang normal mempunyai warna
putih kekuning ± kuningan menunjukan kandungan Carotene.
b. Uji Alkohol
Prinsip
uji alkohol pada susu adalah menambahkan alcohol 70 % kedalam susudengan
perbandingan 1 : 1 , uji alkohol dilakukan dengan menggunakan alat Gun Tester
yang telah di isi alcohol 70 %. Dengan tujuan untuk mengetahui kualitas susu
layal atau tidak untuk di proses pasteurisasi.
c. Uji Berat Jenis
Uji berat jenis dilakukan
dengan menggunakan alat lactodencimeter dimasukankedalam gelas ukur sebanyak
200 ml, lalu lactodencimeter dimasukan perlahan ± lahan kedalam
susu dibiarkan hingga stabil, kemudian diamati skala berat jenisnyadan
di setarakan pada suhu 27,5oC. Dengan tujuan untuk mengetahui
tingkatkadar susu yang baik untuk proses pasteurisasi.
2. Uji Daya Simpan Susu Pasteurisasi (The Keeping
Quality Test)
A. Tujuan: Untuk menilai kualitas
bakteriologis susu pasteurisasi dan sekaligusmenetapkan kualitas daya
simpannya
B. Teori: Susu pasteurisasi bila
dipaparkan pada suhu yang cukup tinggi akan memungkinkan berkembangnya
bakteri yang masih tertinggal atau lolos dari proses pasteurisasi. Dengan
uji Methylenen Blue akan mampu mendeteksiaktifitas populasi bakteri
tersebut dan sekaligus memberikan index atas kualitas daya simpannya.
E.
KUALITAS SUSU SEGAR & SETELAH
PASTEURISASI
·
Susu Segar,
Komposisi kimia dan sifat fisik susu
segar :
Komposisi
|
Rata-rata
|
Kisaran normal (%)
|
Air
|
87,25
|
89,50 – 84,00
|
Lemak
|
3,80
|
2,60 – 6,0
|
Protein
|
3,50
|
2,80 – 4,0
|
Laktosa
|
4,80
|
4,50 – 5,20
|
Mineral
|
0,65
|
0,6 – 0,8
|
Susu
segar memiliki rata-rata 100% dari rata-rata air, lemak, protein, laktosa, dan
mineral. Susu segar Ph-nya 6,5 – 6,6 bersifat agak asam, keasaman susu segar
berhubungan dengan pospat susu, protein (kasien dan albumin), serta sejumlah
kecil CO2 dan sitrat yang terdapat pada susu.
Berat
jenis susu rata-rata 1.032 atauberkisar antara 1.027 - 1.035.
semakin banyak lemak susu semakin rendah BJ-nya semakin banyak persentase bahan
padat bukan lemak. Hal tersebut merupakan susu murni dan belum dilakukan
perlakuan sama sekali seperti pasteurisasi.
·
Setelah pasteurisasi,
Komposisi kimia dan sifat fisik setelah
pasteurisasi :
Komposisi
|
Rata-rata
|
Kisaran normal (%)
|
Air
|
50,78
|
89,50 – 84,00
|
Lemak
|
1,65
|
2,60 – 6,0
|
Protein
|
1,42
|
2,80 – 4,0
|
Laktosa
|
2,78
|
4,50 – 5,20
|
Mineral
|
0,65
|
0,6 – 0,8
|
Setelah pasteurisasi rata-rata dari
komposisi tidak mencapai 100% dari rata-rata normal susu murni dikarenakan
adanya tambahan-tambahan komposisi lainnya yang menyebabkan berkurangnya
kualitas baik dari proteinnnya. Dalam prosedur pasteurisasi HTST menghancurkan
90-99% bakteri yang ada didalam susu, dengan kemungkinan kerusakan yang sangat kecil
bagi laktosa casein dan unsure lemak, akan tetapi vitamin C dapat rusak dengan
cara-cara tersebut.
Bila
air susu dicampur dengan alcohol yang mempunyai sifat dehidrasi tersebut, maka
protein susu terkoagulasi sehingga tampak gumpalan-gumpalan dalam air susu.
singkat padat dan jelas
ReplyDeleteperbedaan tepung tapioka dan maizena